Rabu, 06 Maret 2013

HIKMAH SUNAH BERSETUBUH MELALUI DUBUR DAPAT MEMICU KANGKER DAN HPV



Islam memang sangat lengkap dalam mengatur persoalan manusia, termasuk soal seks. Islam tidak menyangkal seks sebagai kebutuhan dasar manusia, bahkan mengaturnya sehingga tidak melanggar koridor yang ditetapkan Allah.
Suatu saat diceritakan Umar bin Khattab berkata pada Rasulullah SAW, “tadi malam saya memutar haluan kapal saya” (mensetubuhi istri dari belakang). Pada kepercayaan masa itu, terutama kepercayaan Yahudi, mensetubuhi istri dari belakang dapat menyebabkan anak yang dihasilkan menjadi juling. Namun Rasulullah SAW tidak berkomentar apapun hingga akhirnya turun ayat ini :

“Isteri-isteri kamu adalah ladang untuk bercocok tanam bagimu maka datangilah lahan bercocok tanammu itu dengan cara yang kau sukai” (QS Al Baqarah 223)

Kemudian Rasulullah SAW menyatakan pada Umar bahwa posisi mana saja diperbolehkan, asalkan pada kemaluannya dan tidak boleh mensetubuhi dubur istri. “Setubuhilah istrimu dari depan atau dari belakang tetapi hindarilah di dubur dan ketika sedang haid” (HR Tirmidzi dari Abu Abbas).
Bersetubuh lewat dubur, atau anal sex, dipandang oleh beberapa hadits dan para tabi’in sebagai bentuk homoseksual kecil, karena cara seks inilah yang dilakukan oleh kaum Nabi Luth. Beberapa hadits yang mengharamkan bersetubuh di dubur :

“Terkutuklah orang yang menyetubuhi istri dari duburnya” (HR Abu Dawud dan An-Nasa’I dari Abu Hurairah)

“Allah tidak (akan) memandang kepada seorang pria yang bercampur dengan pria lainnya (gay) atau (pria yang bercampur) dengan wanita pada duburnya” (HR Tirmidzi dari Abu Abbas)

Bahaya Kesehatan Anal Sex

Anal sex ternyata ditemukan membahayakan kesehatan oleh penelitian baru-baru ini. Salah satunya, karena rektum dalam dubur tidak memproduksi lubrikan alami seperti vagina—sehingga penis dapat berisiko besar merobek dinding rektum atau sphincter. Apabila dinding rektum robek, akan mengakibatkan peritonitis akibat bocornya bakter-bakteri fekal (kotoran) ke perut. Lebih besar bahayanya apabila suami memulai seks dari dubur kemudian ke vagina istri setelahnya—maka bakteri-bakteri fekal akan berpindah ke vagina istri.
Penelitian tahun 2004 oleh American Cancer Society juga menunjukkan bahwa wanita yang melakukan anal sex akan mengalami resiko dua kali lebih besar menderita kanker anal atau kanker dubur, kemungkinan besar karena penularan Human Papilloma Virus atau HPV. Bahkan, ada kemungkinan ia akan terkena kanker rahim apabila pasangannya memulai dari “jalan belakang” lalu pindah ke “jalan depan”, sehingga HPV masuk ke saluran serviks melalui vagina.
Sebelumnya, studi mengenai resiko anal sex diteliti tahun 1993 yang diikuti 40 pria gay reseptif (yang duburnya biasa “ditusuk” pasangannya). 14 dari 40 gay itu mengalami inkontinensi anal—tidak bisa mengendalikan pengeluaran feses karena pengurangan kepekaan saraf-saraf dubur. Anal sex memang identik dengan perilaku seks kaum gay.

Namun kini, jumlah anal sex sangat meningkat tidak hanya pada pasangan gay, namun juga pasangan heteroseksual—akibat adanya perubahan trend dalam perilaku seks. Akhirnya, kanker anal pun meningkat pada wanita dan pria—yang salah satunya dipicu oleh penularan virus HPV. Penemuan ini berasal dari dua studi terpisah oleh para peneliti dari Fred Hutchinson Cancer Research Center. Studi pertama, dilakukan Lisa G. Johnson, Ph.D dari Fred Hutchinson’s Public Health Science Division, menemukan bahwa kanker anal meningkat sangat drastis selama 30 tahun terakhir : naik 160% pada pria dan 78% pada wanita.

Penelitian kedua kemudian dilakukan epidemiologis Janet Daling, Ph.D., untuk menguak latar belakang gaya hidup dan seks di balik kenaikan jumlah kanker anal. Penelitian ini juga menguji keberadaan Human Papilloma Virus atau HPV pada darah dan jaringan tumor. HPV adalah virus yang banyak ditularkan secara seksual selain HIV. Ternyata, berbagai faktor gaya hidup terutama seks sangat mempengaruhi di antaranya : orientasi seksual (homoseks atau heteroseks), jumlah pasangan seksual, dan pengalaman anal sex.

Peneliti menemukan bahwa 88% tumor anal positif disebabkan HPV DNA, tanpa memandang jenis kelamin dan orientasi seksual penderita. Dari jumlah ini, 73% positif terhadap strain HPV-16, dan 7% positif terhadap strain HPV-18. Kedua strain HPV tersebut juga terlibat dalam pembentukan kanker rahim. Itulah mengapa, wanita yang suka melakukan anal sex juga beresiko tinggi terkena kanker rahim.

“Pada zaman sekarang, orang-orang harus mulai memikirkan perilaku seks mereka”, ujar Daling, “diduga kuat bahwa kenaikan drastis kanker anal pada pria dan wanita adalah disebabkan oleh perilaku anal sex yang makin meningkat akhir-akhir ini”

Masih Banyak yang Halal

Bagaimanapun haramnya anal sex, namun Allah telah menciptakan yang halal lebih banyak dan lebih baik dari yang haram. Believe it, yang diharamkan Allah di alam semesta ini tidak seberapa banyak daripada yang telah dihalalkanNya. Kalau Anda termasuk orang yang mengeluh kenapa anal sex diharamkan, toh 99 posisi Kama Sutra atau Tantra (yang non-anal) saja belum tentu habis buat dipraktekkan, ya nggak!
“Rasulullah bersabda ‘…dan apabila engkau mensetubuhi istrimu, maka engkau mendapat pahala’. Para sahabat bertanya, ‘wahai Rasulullah, adakah seseorang dari kami mendapatkan pahala karena melampiaskan syahwat?’. Rasulullah menjawab ‘ bukankah apabila ia meletakkan (syahwatnya) pada tempat yang haram ia akan berdosa? Demikian pula apabila ia meletakkan (syahwatnya) pada jalan yang halal ia akan mendapatkan pahala” (HR Muslim)


Terima kasih dan semoga bermanfaat :)

Rosulullah SAW melarang meniup air panas

Rahasia Sunnah Tidak Diperbolehkannya Meniup Air Yang Masih Panas

 Makan dan minum bagi seorang muslim sebagai sarana untuk menjaga kesehatan badannya supaya bisa manegakkan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karenanya dia berusaha agar makan dan minumnya mendapatkan pahala dari Allah. Caranya, dengan senantiasa menjaga kehalalan makanan dan minumanya serta menjaga adab-adab yang dituntunkan Islam.  

Makan dan minum seorang muslim tidak  sebatas aktifitas memuaskan nafsu, menghilangkang lapar dan dahaga semata. Karenanya, seorang muslim apabila tidak lapar maka dia tidak makan dan apabila tidak haus, dia tidak minum. Hal ini seperti yang diriwayatkan dari seorang sahabat,
نَحْنُ قَوْمٌ لاَ نَأْكُلُ حَتَّى نَجُوْعَ وَإِذَا أَكَلْنَا لاَ نَشْبَعُ
Kita (kaum muslimin) adalah kaum yang hanya makan bila lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.

Dari sini, maka seorang muslim dalam makan dan minumnya senantiasa memperhatikan adab Islam yang telah dicontohkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam agar bernilai ibadah. Dan di antara adabnya adalah tidak bernafas dan meniup minuman. Hal ini didasarkan pada beberapa hadits, di antaranya dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no. 263)

Dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk bernafas atau meniup wadah air minum.” (HR. Al-Tirmidzi no. 1888 dan Abu Dawud no. 3728, dan hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani)

Dan juga hadits Abu Sa'id al-Khudri radliyallah 'anhu, Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang untuk meniup di dalam air minum." (HR. al-Tirmidzi no. 1887 dan beliau menyahihkannya)

Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, “Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu."

Dalam Zaadul Ma'ad IV/325 Imam Ibnul Qayyim mengatakan, “Terdapat larangan meniup minuman karena hal itu menimbulkan bau yang tidak enak yang berasal dari mulut. Bau tidak enak ini bisa menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih-lebih jika orang yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah. Ringkasnya hal ini disebabkan nafas orang yang meniup itu akan bercampur dengan minuman. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang dua hal sekaligus yaitu mengambil nafas dalam wadah air minum dan meniupnya.

Apa Hikmahnya?

Apa hikmahnya, sering menjadi pertanyaan kita sebelum mengamalkannya. Padahal dalam menyikapi tuntunan Islam hanya sami'na wa atha'na (kami mendengar dan kami taat), tanpa harus terlebih dahulu mengetahui hikmahnya. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Umar bin al-Khathab sesudah mencium hajar Aswad, "Sesungguhnya aku tahu engkau hanya seonggok batu yang tidak bisa menimpakan madharat dan tidak bisa mendatangkan manfaat. Kalau seandainya aku tidak melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menciummu, pasti aku tidak akan menciummu." (HR. Al-Bukhari no. 1494 dan Muslim no. 2230)

Namun yang jelas bahwa setiap yang disyariatkan dan dituntunkan oleh Islam pasti mendatangkan kebaikan dan setiap yang dilarangnya pasti mendatangkan madharat. Dan apabila seorang muslim mengetahui hikmah dari sebuah syariat, maka dia akan semakin mantap dalam mengamalkannya. Dan apabila belum mampu menyingkapnya, maka keterangan dari Al-Qur'an dan Sunnah sudah mencukupi.

Di antara hikmah larangan meniup minuman yang masih panas adalah karena nanti struktur molekul dalam air akan berubah menjadi zat asam yang membahayakan kesehatan.

Sebagaimana yang diketahui, air memiliki nama ilmiah H20. ini berarti di dalam air terdapat 2 buah atom hidrogen dan satu buah atom oksigen yang mana 2 atom hidrogen tersebut terikat dalam satu buah atom oksigen. Dan apabila kita hembus napas pada minuman, kita akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2). Dan apabila karbon dioksida (CO2) bercampur dengan air (H20), akan menjadi senyawa asam karbonat (H2CO3). Zat asam inilah yang berbahaya bila masuk kedalam tubuh kita.

senyawa H2CO3 adalah senyawa asam yang lemah sehingga efek terhadap tubuh memang kurang berpengaruh tapi ada baiknya kalau kita mengurangi masuknya zat asam kedalam tubuh kita karena dapat membahayakan kesehatan. (Dikutip Dari : Apa Aja: Bahaya Meniup Minuman Panas Kerja Sama Dengan blog-apa-aja.blogspot.com)

Dari sini juga semakin jelas hiikmah dari larangan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam agar ketika minum seteguk demi seteguk, jangan langsung satu gelas sambil bernapas di dalam gelas. Hal ini karena ketika kita minum langsung banyak, maka ada kemungkinan kita akan bernapas di dalam gelas, yang akan menyebabkan reaksi kimia seperti di atas.

Terima kasih semoga bermanfaat :)